Alloh swt meminta kita memperhatikan fenomena biology, yaitu memperhatikan faktor biotik (manusia, hewan, dan tumbuhan), juga meminta kita memperhatikan interaksi antara biotik dengan abiotik (air, angina, dll). QS Al Fathir: 28 Alloh swt meminta kita memperhatikan manusia dan hewan:
۞وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالأنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang-orang yang berilmu. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun.”
QS. Asyura: 7 Alloh swt meminta kita memperhatikan tumbuhan.
۞أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الأرْضِ كَمْ أَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?”
QS Al Fathir: 27 Alloh swt meminta kita memperhatikan interaksi antara abiotik (air) dengan biotik (tumbuhan)
۞أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا ...
“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya…..”
Apa maksud dari Alloh swt meminta kita memperhatikan fenomena biologi? Pada QS. Al Fathir 28 disebutkan kata ‘ibadihil ulamaa’ atau hamba-hamba berilmu. Tafsir Jalalain menjelaskan “ibadihi ulamaa” sebagai lawan dari orang jahil (bodoh). Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan “ibadhi ulamaa” sebagai orang yang mengetahui tentang Alloh. Tafsir Al Azhar menjelaskan ketika kita memperhatikan manusia dan binatang sebagai bagian dari ilmu allah, maka terbukalah hijab dan jelaslah Tuhan dengan segala kebesaran dan kekuasaanNya, hingga timbullah rasa takut dalam dirinya. Berdasarkan hal ini maka mempelajari fenomena biologi dapat memperkuat ketakwaan kita terhadap Alloh swt. Tujuan utama mempelajari fenomena biologi berdasarkan tuntunan al qur’an dipaparkan sebagai berikut.
(1) Menambah keyakinan pada diri kita akan kekuasaan Alloh swt sebagai pencipta dan pengatur (khalik wa muddabir).
QS. An-Naml: 60
۞أَمَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُنْبِتُوا شَجَرَهَا أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ
“Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).”
QS. Al-Hijr: 22
۞وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.”
QS. An Naml: 60 menurut Jalalain menyebutkan kalimat “Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan…” sebagai sebuah kalimat sindiran, yang menunjukkan hanya Alloh swt yang memiliki kekuasaan untuk menciptakannya. Adapun menurutIbnu Katsir QS An Naml: 60 bermakna Alloh swt sebagai pencipta (khalik) dan pemberi rizki (ar razak). Tafsir al azhar menjelaskan jika kita melihat fenomena biologi (interaksi air hujan dan angin pada makhluk hidup) maka pastilah sampai pikiran manusia kepada Maha Pencipta sebagai pengatur.
(2) Mengambil pelajaran hidup dari fenomena biologi, agar dapat menjalani hidup di dunia lebih baik.
QS. Al-Kahfi: 45
۞وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الأرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا
“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini memberikan pelajaran bahwa Kehidupan dunia itu fana, pasti lenyap dan habis masanya, seperti tumbuhan. Tafsir Al Azhar pun menjelaskan manusia bersifat fana, hanya Alloh swt maha kekal.
(3) Fenomena biologi sebagai sumber ilmu pengetahuan, inpirasi yang menghasilkan teknologi yang berguna bagi peradaban.
QS. An-Nahl: 66
۞وَإِنَّ لَكُمْ فِي الأنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.”
Tafsir Al Azhar menjelaskan susu yang begitu bersih, enak diminum dan mengandung kalori dan vitamin, keluar dari antara kotoran dan darah. Kotoran dan darah itu najis, tetapi susu itu bersih. Letaknya tidak berjauhan. Jalalain memperkuat sedikit pun tidak bercampur kotoran dan darah,baik dari rasa, bau atau warnanya. Ibnu Katsir juga menjelaskan bahwa susu, darah, dan tahi melalui suatu proses dalam perut; masing-masing dari ketiganya tidak bercampur dan berjalan ke salurannya masing-masing setelahmakanan di dalam perut diproses.
Ayat ini juga ayat lain meminta pada kita untuk mempelajari bioproses yang terjadi dalam tubuh hewan. Pelajaran dari bioproses ini akan melahirkan teknologi-teknologi baru, seperti halnya manusia telah memperlajari bioproses gerak pada burung yang dapat menghasilkan teknologi pesawat terbang.
(4) Produk-produk biologi dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik sebagai sumber sandang, pangan, papan, transportasi dan lain sebagainya dengan senantiasa memperhatikan zat yang halal dan haram.
QS. An-Nahl: 5
۞وَالأنْعَامَ خَلَقَهَا لَكُمْ فِيهَا دِفْءٌ وَمَنَافِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ
“Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.”
QS. Al-An’am: 142
۞وَمِنَ الأنْعَامِ حَمُولَةً وَفَرْشًا كُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan. Biologi sebagai bagian dari sains tidak lepas dari proses sains yang ditemukan melalui sains temuan berupa pengamatan dan pengukuran terhadap fenomena alam; dan sains hipotesis yang berupa pengamatan, pertanyaan, hipotesis, prediksi, dan percobaan. Biologi memiliki sifat alami kehidupan yaitu ciri kehiupan dan keanekaragaman. Biologi membahas tema-tema utama yaitu evolusi, struktur dan fungsi, aliran informasi, transformasi energy, dan interkoneksi dalam sistem. Gambaran konsep biologi dalam kehidupan digambarkan pada peta konsep berikut.
Pembelajaran biologi di sekolah dimaksudkan dalam memahami ruang lingkup biologi dan aplikasinya di era konseptual abad 21 dan menerapkannya dalam perencanaan karir masa depan. Sebagai bagian dari rumpun ilmu sains, pembelajaran biologi di sekolah pun sangat menekankan pada Scientific Enquiry (SC). SC terdiri dari empat kemampuan umum yang dirinci menjadi kemampuan teknik. Kemampuan tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Ide dan kejadian
Merencanakan penyelidikan
Mendapatkan dan menyajikan bukti
Mempertimbangkan bukti
Biologi terkait fenomena kehidupan masa kini pada berbagai objek makhluk hidup dan tingkat organisasi kehidupan. Adapun Ruang lingkup materi biologi tingkat menengah atas meliputi:
Pada tingkat SMP/MTS biologi bersifat terpadu dengan pembelajaran Fisika dan Kimia. Pada tingkatan SMP/MA menurut kurikulum 2013 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no 37 tahun 2018, lingkup pembelajaran biologi di SMP/MA adalah sebagai berikut.
© 2018 PCIK BIOLOGI. All rights reserved